Wednesday, July 30, 2008

Ahaaa... aaahaaa...!

Bingung ya baca judul posting-nya. Ahaaa.. aaahaaa.... ini aku ucapkan sebagai bahasa komunikasi pengganti kata "iya" atau "oke" saat aku mengiyakan kata-kata drg. Andi. Tentu saja hanya aahaaa... haa... ahaa, yang bisa aku ucapkan ketika mulutku mangap waktu gigiku diperiksa oleh drg. Andi.

Komunikasi yang dilakukan, dengan banyak menceritakan gigi yang ini akan diapakan, gigi yang itu posisinya gimana dan akan digimanakan, gigi sebelah sini sebaiknya bla bla bla dan seterusnya, membuat aku jadi tau lebih banyak tentang kondisi gigiku. Aku suka cara drg. Andi berkomunikasi. Cuma, aku nggak bisa mengiyakan dengan "sopan", selain ahaaa... aahhaaa, ya, karena sudah pasti saat gigiku diceritakan satu persatu, mulutku dalam keadaan terbuka alias mangap.





Terima kasih, Dok!

Tetap tersenyum juga kan?

:-)

Tuesday, July 29, 2008

Geser Lagi

Fokus pergeseran gigi kali ini memang di gigi geraham, untuk digeser ke belakang. Open coil pun masih setia dipasang dan kali ini "berkolaborasi" juga dengan karet yang ditarik ke belakang gigi geraham besar. Menunggu pergeseran gigi lagi ya.





Sabar, Bu?!
Eh... masih sabar kok!
Senyum, Bu!
Eh... masih tersenyum kok!

Monday, July 28, 2008

Kegemaran Baru: Memperhatikan Gigi Orang Lain

Semenjak melakukan perawatan gigi dan memakai kawat orthodonti, aku jadi suka memperhatikan pergeseran gigi-gigiku. Tiap hari ngaca (bercermin) melihat posisi gigi-gigiku.

Selain itu, aku jadi punya kegemaran baru: memperhatikan gigi orang lain, terutama bila orang tersebut memakai kawat gigi juga. Bahkan, bila melihat orang yang giginya berantakan, aku suka membayangkan kalo orang yang aku liat ini memakai kawat gigi, bakalan kayak apa ya... (he..he..)

Memperhatikan senyum orang lain juga? Ya iyalah... kan aku juga tersenyum!

Wednesday, July 23, 2008










Pose
..., senyum.... dan klik!
Foto lagi!

Monday, July 21, 2008

Sabar, Bu!

Sabar, Bu! Iya dong. Kan masih menunggu gesernya gigi satu per satu. Masih menunggu adanya ruang yang pas.

Open coil sudah dipasang untuk mendorong gigi geraham ke belakang. Dua minggu lagi datang ke dokter lagi, buat kontrol ortho, lihat seberapa bergesernya ya.








:-)

Wednesday, July 16, 2008

Seluruh Dunia Bisa Tau

Biasanya orang-orang terdekatku tau kapan aku sariawan. Bisa terlihat dari sikapku yang jadi nggak ngobral senyum (eh, senyumku kan nggak cuma murah, tapi diobral juga!). Biasanya aku dengan mudah membagi senyum, tapi kalo pas sariawan, membagi senyum jadi perkara yang nggak semudah biasanya.

Tapi sejak aku sering nulis di blog orthodonti ini, nggak cuma orang-orang terdekatku aja yang tau kapan aku sariawan. Seluruh dunia bisa tau kapan aku sariawan! Eh, aku nggak menjadikan kawat gigi sebagai "kambing hitam" penyebab sariawan lho! Sebelum memakai kawat orthodonti ini pun aku sudah "berlangganan" sariawan. Udah bakat, sich! (Ih, gila aja ya... bakat kok sariawan, ini pasti ada yang nggak beres dengan sistem metabolisme tubuhku).











smile!

:-)

Sunday, July 13, 2008

Bersatu Padu!

Bersatu padu. Mungkin kata ini bisa menggambarkan bagaimana gigi-gigiku yang sekarang sudah diikat sana dan diikat sini untuk disatukan, berpadu, menggarahkan pergeseran gigi yang akan dilakukan. Gigi seri dan gigi taring atas sudah diikat beberapa bulan yang lalu agar posisinya nggak bergeser-geser.
Pada kontrol ortho tanggal 25 Juni 2008, gigi-gigiku kembali diikat. Gigi taring dan gigi seri bawah diikat jadi satu. Gigi geraham kecil dan gigi geraham besar kanan atas diikat jadi satu. Gigi geraham kecil dan gigi geraham besar kiri atas juga diikat jadi satu. Gigi geraham kecil bawah yang berada di belakang gigi taring ditarik ke belakang dikaitkan ke gigi geraham atas. Ada tambahan kawat yang dipasang di gigi geraham kecil bawah ini dan karet yang diganti tiap dua hari sekali. Agak repot, karena cukup susah mengkaitkannya dan juga posisi silang karetnya menggesek dinding pipi. Risih juga kalo buat makan, suka nyangkut. Tapi demi keefektifitasan perawatan gigi ini, biar risih ya, nikmatin aja deh!

Wednesday, July 9, 2008

Tuesday, July 8, 2008

Aku Malu

Agak aneh aku bilang dan aku ngaku kalo aku malu. Pasti banyak yang nggak percaya!

Sebenarnya dan sejujur-jujurnya aku malu telah menuliskan dan menayangkan dokumentasi perawatan gigiku di blog ini. Tulisanku yang jauh dari “kaidah ilmiah per-gigi-geligi-an" dan foto-foto yang jauh dari “kaidah komposisi fotografi”, kadang membuat aku nggak pe-dhe jika tau ada yang mengunjungi blog www.ummul-orthodonti.blogspot.com ini. Tapi berdasarkan pengalaman susahnya nyari informasi atau bahkan sekedar cerita "gimana sih kalo gigi dikawat", dan juga sibuknya menjawab berbagai pertanyaan tentang perawatan orthodonti yang aku jalani, maka kukubur juga rasa malu-ku.

Aku cuma berharap, cerita ini bisa bermanfaat. Syukur-syukur cerita ini bisa jadi bahan diskusi, terus kalo sudah didiskusikan bisa jadi ilmu pengetahuan. Ah..., cuma mimpi, aku jadi malu!



Aku sadar mengapa orang nggak percaya kalo aku malu, soalnya foto-foto senyumku nggak menampakkan ekspresi malu-ku babarblas!

Terdesak!

Ternyata memang lebih ribet menggeser gigi geraham daripada gigi taring. Selama dua minggu "sepertinya" terjadi pergeseran gigi dan terbentuk ruang baru di belakang gigi taring. Tapi ruang ini bukan ruang seperti yang diharapkan. Open coil kali ini nggak bekerja secara efektif ke gigi geraham, malahan sepertinya gigi taring dan gigi seriku yang justru terdesak ke depan. Untung aja jadwal kontrol orthonya dua mingguan, jadi bisa langsung dicegah agar gigi taring dan seri nggak semakin maju.

Monday, July 7, 2008

Menunggu Gigi Geraham Bergeser

Kali ini open coil-nya dipasang di belakang gigi taring, untuk menggeser gigi geraham. Seberapa efektifnya sih belum tau. Memang menggeser gigi geraham nggak semudah menggeser gigi taring atau gigi seri, karena akar giginya kan lebih kuat.

Saturday, July 5, 2008

Menunggu Pergeseran Gigi

Masih nunggu pergeseran nih... Masih menunggu ruang gigi geraham menjadi rapat. Dokumentasinya kayak gini.

Aku bisa menunggu kok!
Aku m
enunggu sambil tersenyum!

Mengusir Sariawan

Sudah menjadi rutinitas, selain "dinikmati", sariawan ini juga sering aku "usir" dengan (maaf menyebut merk...) Albothyl atau Efisol. Sebel aja kalo pas dapat sariawan yang mengganggu senyumku. Jadi, jangan heran kalo di dalam tasku ditemukan Efisol dan Albothyl, selain tentu saja aku selalu membawa sikat gigi, pasta gigi dan cermin!










Senyum kemenangan setelah mengusir sariawan!

Friday, July 4, 2008

Sariawan (lagi) ...!

Sariawan lagi. Kali ini bukan di pinggir bibir yang membuat aku jadi susah tersenyum. Sariawan kali ini tidak mengganggu senyumanku, karena sariawan ini berada di gusi geraham. Aku cuma perlu hati-hati dalam mengunyah makanan.
Saking terbiasanya dapat sariawan (setiap "dapat", aku kan dapat sariawan), jadi sariawan seperti ini tetap aku nikmati. Nah lho!



Sariawan datang, senyum tetap mengembang!

Wednesday, July 2, 2008

Opsh...!

Ya... gini deh adegan setelah "copot". Ruang antara gigi seri dan gigi taring atas jadi terlihat lagi.





Nah... "pose" ku kembali dari depan. Tetep senyum!

Tuesday, July 1, 2008

Eh..Copot..eh Copot...Copot...!

"...eh copot.. eh copot..copot... gigi mak.. gigi mak copot..." Lagu anak-anak tahun 1980-an yang dinyanyikan oleh Adi Bing Slamet ini cocok banget dijadikan soundtrack kejadian tanggal 23 Mei 2008.
Ternyata "umur" gigi palsu ini cuma dua hari. Seperti kata pepatah, yang palsu jarang setia. Demikian juga gigi palsu ini, yang nggak bisa nempel lama-lama.
Nyesel, kesel? Nggak. Yang aku rasakan selama dua hari ini sih, emang tampilan gigi palsu tersebut boleh bagus, tapi kinerjanya tetap nggak maksimal.

Gigi palsu ini kurelakan untuk copot dari mulutku. Toh aku masih bisa tetap tersenyum!