Dengan doa yang terus tergumam di hati (bukan di mulut, kan dibius), dan bismillahirrahmaanirrahiim, tidak sampai 15 menit proses cabut gigi selesai. Gigiku tercinta aku relakan untuk terpisah dari mulutku, selamanya. (Sedih kan...)
Mau tau tampangku saat pulang dari dokter gigi, tak bisa merasakan bibirku sendiri, dan bertampang seperti drakula setelah mengisap darah mangsanya dan belum sempat membersihkan sisa darah yang menempel di ujung bibir? Atau seperti macan tutul yang baru aja memangsa rusa dan belum sempat kumur-kumur? Pokoknya sereeeem deh...Saat itu aku kehilangan senyum di bibirku (kan harus menggigit kapas hingga satu jam). Tetapi, anehnya, hatiku justru tersenyum lega telah melewati masa ini.

Tersenyum dalam hati karena membayangkan beberapa saat lagi aku akan memberikan senyuman di bibirku dengan gigi lebih kinclong! (Kan ada kawat metalnya, yang pasti kinclong kalo memantulkan cahaya.. he..he..)

Membahas tentang gigi, berarti membahas sebuah sistem. Selain bentuk dan ukuran geraham, bentuk gigi, susunan gigi serta kondisi akar gigi, juga terkait dengan bagaimana gigi-gigi kita bersinergi dalam menjalankan fungsinya. Bila gigi tidak bekerja dengan baik, akan mempengaruhi sistem pencernaan dan sistem dalam tubuh lainnya.



