Dengan doa yang terus tergumam di hati (bukan di mulut, kan dibius), dan bismillahirrahmaanirrahiim, tidak sampai 15 menit proses cabut gigi selesai. Gigiku tercinta aku relakan untuk terpisah dari mulutku, selamanya. (Sedih kan...)

Saat itu aku kehilangan senyum di bibirku (kan harus menggigit kapas hingga satu jam). Tetapi, anehnya, hatiku justru tersenyum lega telah melewati masa ini.

Tersenyum dalam hati karena membayangkan beberapa saat lagi aku akan memberikan senyuman di bibirku dengan gigi lebih kinclong! (Kan ada kawat metalnya, yang pasti kinclong kalo memantulkan cahaya.. he..he..)