Sunday, June 29, 2008
Lihatlah Senyumku!
Hei... lihatlah senyumku!
Penampilan sih ada yang beda, tapi aku kok merasa sedikit tidak nyaman ya...
"Harus hati-hati, ini nempelnya sementara...", ya, rasa-rasanya sih emang gigi palsu ini nggak bisa memberikan kinerja yang maksimal untuk urusan gigit-menggigit dan kunyah-mengunyah. Tapi nggak apa-apalah... setidaknya hari ini aku tersenyum lebih banyak.
Saturday, June 28, 2008
Senyum Tanpa "pong-gir"
Nah, pas kontrol ortho tanggal 21 Mei 2008 aku sudah dibuatin "gigi palsu", untuk menutup ruang "pong-gir"ku. Nempelnya cukup sulit, karena ukurannya yang kecil, materialnya yang nggak gampang ditempel ke antar ruang gigi, maka pengerjaan pemasangan gigi palsu ini agak lama. Gigi palsu tersebut dilem ke gigi taring dan gigi seri.
Ribet dan butuh kesabaran. Belum lagi, setelah selesai dipasang, pas perjalanan pulang ke rumah, gigi palsu tersebut lepas, dan aku balik lagi ke Dental Center. Kemudian dipasang lagi. Kali ini aku minta gigi palsu ditempel ke behel, lemnya ditempel ke permukaan behel. Hal ini karena aku sebenernya tidak suka bila gigi sehatku harus ditempel "ini-itu". Aku mau gigi sehatku tetap bersih. Hasilnya: aku cukup puas. Tetapi aku tetap harus hati-hati, karena ini cuma sementara.
Ya... malam ini aku mendapatkan senyum tanpa "pong-gir" dan aku bisa tersenyum lebih lebar!
Nggak Mau "pong-gir"
Proses selanjutnya adalah cetak gigi. Huuuuh.... proses yang tidak menyakitkan, tetapi menyebalkan bagiku, karena aku harus berjuang agar nggak "hoek", agar nggak muntah. Syukurlah, dengan rileks, atau tepatnya pasrah, aku bisa menjalani juga.
Dari hasil cetak gigi ini, drg. Andi akan membuat gigi palsu sesuai ukuran gigiku. Maka pada kontrol ortho berikutnya, gigi palsuku sudah bisa terpasang.
Yuhuuu... aku berharap, aku bisa memberikan senyuman yang lebih manis dari sekarang.
Friday, June 27, 2008
X-ray Panoramic (lagi)
Sebenarnya aku pun tidak bisa membaca foto X-ray gigiku, tapi setidaknya ketika foto ini aku tunjukkan ke drg. Andi dan aku tanyakan, pasti aku akan memperoleh informasi yang detail perkembangan perawatan gigiku.
Ternyata pergeseran gigiku sudah banyak terjadi. Gigi taring atas sudah merapat ke gigi geraham, walaupun akar giginya masih miring. Gigi seri atas sebelah kiri juga sudah mendekati level yang sama.
Nggak terasa, hampir enam bulan perawatan gigiku sudah kujalani.
Nggak terasa kalo aku tetap tersenyum? Masa' sich...?
Thursday, June 26, 2008
Tarik dan Dorong!
Kali ini tarikan dan dorongan terasa cukup kuat. Sampai dua hari setelah kontrol ortho, gigiku masih terasa "lemes". Tapi dengan "kolaborasi" tarik dan dorong ini, pergeseran gigi bisa lebih optimal terjadi.
Nah... kalo gigi taring gajah yang ini perlu ditarik dan didorong nggak ya? Eh... itu gading gajah, bukan gigi taring!
Gajah ini pun mengajakku tersenyum...!
Wednesday, June 25, 2008
Berbagi Ruang (04)
Nggak terasa sudah empat bulan kawat orthodonti ini menempel di gigiku. Mau tau perubahan yang sudah terjadi. Silakan bandingkan.
Tuesday, June 24, 2008
Berbagi Ruang (03)
Monday, June 23, 2008
Senyum.... dan....Pose...!
Sunday, June 22, 2008
Jangan Foto dari Samping (Untungnya Aku Sadar Kamera)
Kalo nggak sempat pose dari depan, maka senyumku aku sembunyikan. Tapi aku kan tetep tersenyum.
Thursday, June 19, 2008
Berbagi Ruang (02)
Berbagi Ruang (01)
Gigi seriku mulai ditarik.Tarikan yang ini terasa cukup kuat. Bahkan hingga dua hari setelah kontrol ortho, gigiku masih terasa ”lemes”. Tapi aku yakin, hasilnya bisa lebih optimal.
Ya, bergeser satu per satu, agar gigi bisa berbagi ruang.
Senyumku? Masih ada kok!
Wednesday, June 18, 2008
Menikmati Jadwal Kontrol Ortho
Fathin sudah memulai perawatan terlebih dahulu, jadi kadang Fathin yang malahan ngasih tau trik dan tipsnya gimana enaknya perawatan gigi dijalani. (Eh padahal, awalnya aku yang memprovokasi dia supaya merawat giginya yang tumbuh berjejalan. Tapi aku belum punya nyali untuk memulai perawatan saat itu). Fathin juga sekarang yang ikut memotivasi perawatan gigiku. Memang dari Fathin bayi, kami sudah dekat banget. Kini, ketika Fathin memasuki usia ABG (anak baru gedhe), kami menjadi ”sahabat”. Tante dan keponakan menjadi sahabat. Jadi, membuat jadwal kontrol ortho bersama menjadi hal seru dan sangat berharga bagi kami.
Kami masuk ruang praktek perawatan gigi bersama, saling memotivasi dan saling memfoto proses perawatan gigi (beberapa foto di blog ini adalah hasil jepretan Fathin). Dengan adanya Fathin di ruang praktek ini membuat aku enjoy dan lebih rileks dalam menjalani perawatan gigi. Bahkan, bagiku ”mangap” menjadi lebih menyenangkan ketika ada Fathin di sampingku.
Kami menikmati kebersamaan ini. Buktinya: lihatlah senyum kami!
Mondar-mandir Solo-Jogja
Ya, ”secara” kan aku tinggal di Solo, tetapi mengapa aku memilih tempat perawatan gigi di Jogja, yang berarti aku mesti menyediakan waktu, tenaga dan tentu saja biaya untuk perjalanan ke Jogja dari Solo. Sepertinya aneh ya, emangnya di Solo nggak ada dokter gigi?
Nggak tiba-tiba aku menentukan tempat perawatan gigi. Aku sudah beberapa kali bertanya ke orang-orang yang cukup kompeten. Aku juga ”nguntit” perawatan gigi Fathin, keponakanku. Dari beberapa kunjungan yang aku ikut, aku amati bagaimana perawatan gigi dilakukan, dan aku ketemu drg. Andi Triawan, Sp. Ort. dan ngobrol dengan beliau, barulah aku kemudian memutuskan untuk melakukan perawatan di Dental Center Prof. Sudibyo.
Perjalanan Solo-Jogja atau sebaliknya Jogja-Solo, bukan barang baru bagiku. Dulu aku kan kaum komuter. Kuliah dan kost di Jogja, kerja di Solo. Kini aku tinggal di Solo, dan sejak tahun 2005 Ibu tinggal di Jogja, perjalanan Solo-Jogja justru menjadi hal aku nantikan. Aku tinggal di Solo, ”pulang” ke Ibu di Jogja. Jadi alasan mengapa aku memilih perawatan gigi di Jogja pun salah satu ”magnet”nya adalah Ibu di Jogja. So, perjalanan untuk perawatan gigi, sekaligus perjalanan pulang ketemu Ibu di Jogja. Setelah merawat gigi, bonus terindah adalah pulang ketemu Ibu. Pasti Ibu akan menyambut kepulanganku dengan senyum.
Aku pun membalas dengan senyum dan cium untuk Ibu.
Hobby baru: ngaca!
Memang ada bakat narsis padaku, tapi semenjak memakai kawat orthodonti, aku semakin rajin bercermin. Cuma kali ini fokusnya lebih ke gigi. Aku suka sekali mengamati perubahan yang terjadi pada gigiku tiap harinya. Pergeseran tiap gigi aku cermati. Setelah itu, ceklik-ceklik, pake kamera digital, aku memotret gigi-gigiku sebagai dokumentasi pribadiku. Jadilah folder-folder di laptopku penuh dokumentasi gigi.
Waktu favorit untuk bercermin adalah saat menjelang tidur. Jadi jangan heran kalo melihat cermin kecil di dekat tempat tidurku.
Pas mau tidur, sering ada pertanyaan dari keponakanku. ”Ih, Ochu ngaca lagi ya..?” tanya Fathin lagi, ”buat apa sih, Chu?”. (Ochu: panggilan sayang untukku dari keponakanku)
Kadang aku menjawabnya dengan jawaban seperti ini, ”Iya, ngaca nih. Tapi semoga Ochu ngacanya bukan sekedar ngeliat fisik aja. Ochu mau ngaca, ngeliat diri sendiri, hal buruk apa dalam diri Ochu yang harus dibuang hari ini, dan hal baik apa yang akan ditingkatkan besok pagi. Yuk, kita bobok. Besok pagi kita bangun menjadi manusia yang lebih baik. Inget, baca doa dulu ya.”
Lho.. kok jawabanku ”sok” bijaksana ya... Aku pun tersenyum dalam kedamaian malam, masih sambil memegang cermin.
Tuesday, June 17, 2008
Mana lipstick-mu?
Pertama, jujur aja aku merasa lebih nyaman bila bibirku tidak diolesi apa pun. Kedua, karena pada dasarnya aku cukup pe-dhe tampil tanpa lipstick (bukan narsis lho!). Ketiga, aku hanya memakai lipstick bila memang aku pengin memakainya (tapi ini jarang terjadi). Keempat, aku memakai lipstick jika memang ada ”tuntutan pekerjaan” yang mengharuskannya. Kelima, aku enggan memakai lipstick bila bibirku pas kering ”kerontang” akibat ”mangap” terlalu lama di dokter gigi.
Dengan adanya jadwal kontrol ortho, yang pasti aku akan mangap untuk beberapa lama, dan besoknya bibir jadi kering, aku jadi semakin jarang memakai lipstick. Setidaknya tiga minggu sekali ada hari yang pasti aku tidak memakai lipstick.
Aku tau, bibir kering bila dipaksa untuk diberi lipstick akan menjadi semakin ”keriting”, jadi malahan nggak enak dilihat, dan yang jelas pasti aku jadi tambah nggak nyaman. Aku lebih suka mulut yang bersih, sehingga bibir tetap segar, tanpa harus dipoles lipstick.
Lagi pula, walau tanpa lipstick, sekarang ini aku sudah merasa mulutku cukup ”gemerlap dan berkilauan” dengan kawat orthodontinya. Jadi aku kadang-kadang merasa nggak perlu lipstick untuk menghias senyumanku.
Aku lebih suka tersenyum dengan jujur, tanpa polesan lipstick.
Friday, June 13, 2008
Bergeser Satu Per Satu
Ya, tungguin aja pergeserannya. Sambil nunggu, aku kan bisa
tetap tersenyum!
Wednesday, June 11, 2008
Menghitung Ruang
Menghitung ruang untuk bisa berbagi ruang bagi gigi geligi? Mengapa tidak?
Berbagi senyum? Mengapa tidak? Ayo aja!
Karang Gigi
Karang gigi adalah salah satu yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan mulut. Mengabaikan karang gigi bisa menimbulkan bau mulut tak sedap, dan bila dibiarkan maka akan menjadi hal yang lebih buruk lagi di masa mendatang. Jadi, membersihkan karang gigi aku agendakan pada kontrol ortho kali ini.
Gigi bersih, senyum pun semakin mengembang!
Tuesday, June 10, 2008
Kontrol Ortho Ketiga
Pulang dari Bali, tak lagi jadi back packer, menikmati hari dengan "hidup lebih teratur", maka sariawan pun sembuh.