Memang ada bakat narsis padaku, tapi semenjak memakai kawat orthodonti, aku semakin rajin bercermin. Cuma kali ini fokusnya lebih ke gigi. Aku suka sekali mengamati perubahan yang terjadi pada gigiku tiap harinya. Pergeseran tiap gigi aku cermati. Setelah itu, ceklik-ceklik, pake kamera digital, aku memotret gigi-gigiku sebagai dokumentasi pribadiku. Jadilah folder-folder di laptopku penuh dokumentasi gigi.
Waktu favorit untuk bercermin adalah saat menjelang tidur. Jadi jangan heran kalo melihat cermin kecil di dekat tempat tidurku.
Pas mau tidur, sering ada pertanyaan dari keponakanku. ”Ih, Ochu ngaca lagi ya..?” tanya Fathin lagi, ”buat apa sih, Chu?”. (Ochu: panggilan sayang untukku dari keponakanku)
Kadang aku menjawabnya dengan jawaban seperti ini, ”Iya, ngaca nih. Tapi semoga Ochu ngacanya bukan sekedar ngeliat fisik aja. Ochu mau ngaca, ngeliat diri sendiri, hal buruk apa dalam diri Ochu yang harus dibuang hari ini, dan hal baik apa yang akan ditingkatkan besok pagi. Yuk, kita bobok. Besok pagi kita bangun menjadi manusia yang lebih baik. Inget, baca doa dulu ya.”
Lho.. kok jawabanku ”sok” bijaksana ya... Aku pun tersenyum dalam kedamaian malam, masih sambil memegang cermin.
No comments:
Post a Comment