Ternyata, pekerjaan dokter orthodonti njlimet dan detail ya. Bagaimana enggak, untuk menentukan gigi mana yang akan digeser dan seberapa jauh pergeseran yang akan dilakukan, dokter perlu mengukur ruang yang cukup untuk gigi tersebut. Bila terlalu longgar, perlu dirapatkan. Bila terlalu sempit, perlu dihitung berapa luas yang diperlukan agar pergeseran yang dilakukan tidak menimbulkan trauma (kalau nggak salah istilah trauma digunakan bila gigi-gigi bisa terbentur saling bertabrakan dengan tidak diinginkan). Pada gigi atasku, pergerseran yang perlu dilakukan adalah pergeseran gigi taring untuk mendekat ke gigi geraham. Saat ini sudah terjadi pergerseran sekitar 3mm. Urusan gigi bawahku lebih ribet, karena gigi seri berjejalan, sedangkan ruang sisa yang ada adalah di (bekas) gigi geraham belakang yang pernah dicabut sekitar sepuluh tahun yang lalu. Jadi, menurut informasi dokter, aku musti sabar menggeser gigi bawah satu persatu, berurutan dari gigi geraham besar ke belakang, kemudian gigi geraham kecil menyusul pergeserannya, baru yang terakhir gigi taring mengikuti. Aku perhatikan juga kalau kawat gigi atas dan gigi bawah berbeda. Di gigi bawah ada tambahan spiral untuk mendorong gigi menempati ruang kosong di bagian belakang (bekas ruang gigi geraham).
Menghitung ruang untuk bisa berbagi ruang bagi gigi geligi? Mengapa tidak?
Berbagi senyum? Mengapa tidak? Ayo aja!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment