Tuesday, June 3, 2008

Pemasangan Kawat Orthodonti

Seminggu kemudian, tanggal 22 Desember 2007, aku ke dokter gigi lagi. Mulailah satu persatu gigiku dipasangi begel dengan lem. Prosesnya nggak sampai satu jam. Mulut mangap lagi, tapi ini diganjel. Lumayan capek. Tapi aku menikmatinya. Lagi-lagi alunan musik yang terdengar sayup-sayup membuat aku jadi rileks.



Pada saat itu, kawat belum ”diaktifkan”, belum ditarik dengan erat, hanya dipasang. Hal ini dimaksudkan untuk masa penyesuaian mulut dengan benda baru yang ada di dalamnya. Masih terasa risih dan mangganjal. Rasa-rasanya, bibir jadi susah nutup, mulut susah mingkem, dan kalau pun mingkem terasa lebih monyong.

Hal yang perlu diperhatikan saat itu adalah resiko terkena sariawan, karena ada ”benda baru” di dalam mulut, yang mungkin bisa melukai rongga mulut. Kumur-kumur dan gosok gigi menjadi hal yang wajib-kudu-mesti-harus dilakukan untuk menjaga kebersihan rongga mulut.

Sikat giginya pun desainya khusus, agar bisa lebih mudah digunakan untuk membersihkan gigi dan kawat orhodontinya.


Tak dipungkiri lagi, walaupun sudah selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, aku terkena sariawan juga. Sebenarnya ada atau tidak ada kawat di gigiku, sariawan sudah menjadi agenda bulananku sesuai ”tanggal merah”. Jadi, aku sudah ”menikmati” sariawan sebagai bagian dari hidupku. (ihiiik... gimana ya menikmati sariawan dengan baik dan benar ya?).
Hal yang paling aku benci dari saat ada sariawan di mulutku adalah ketika ingin memberikan senyuman yang indah tulus tetapi “terhalang” oleh bintik lubang kecil kuning dikelilingi rona merah bernama sariawan.

Karena kawat orthodonti baru dan sariawan jadi nggak senyum? Tentu tidak!

Aku tetap tersenyum kok! (Walaupun senyumnya jadi agak aneh.. he..he..)

No comments: