Sunday, June 1, 2008

Setelah Cabut Gigi

Setelah pulang dari dokter gigi, sehabis cabut gigi, setelah ”puas” menggigit kapas, setelah efek obat biusnya mulai berkurang, setelah aku mulai merasakan kembali bibirku yang sebelumnya ”mati rasa”, dalam hatiku ada perasaan takut juga sih, nanti kalo efek obat biusnya sudah hilang jangan-jangan nanti ”gigi”-ku terasa sakit (eh.. gigiku kan sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi setelah terpisah dari tubuhku ya). Aku takut kalo luka di gusi terasa sakit. Untuk mengantisipasi rasa sakit yang mungkin bisa terasa, maka aku sudah dibekali obat penahan rasa sakit dan antibiotik yang harus diminum satu jam setelah cabut gigi, atau tepatnya setelah melepaskan gigitan kapas yang udah ”dikulum”.
Ih.. nggak enak banget mesti jadi ”drakula” ya, anyir di mulut itu lho yang nggak nahaaan... Eneg rasanya.
Karena acara cabut giginya malam hari, maka setelah pulang nyampe di rumah, lepas kapas, minum obat dan ganti kapas, hal yang aku lakukan berikutnya adalah tidur manis dengan kondisi ”pasrah”. Aku mencoba rileks, tidur dan menyusuri frame demi frame gambaran mimpiku. (Maklum, aku kan pemimpi... he..hee..)

Di pagi harinya, aku bersyukur, ternyata semua baik-baik saja. Ketika bangun tidur mulutku tidak ”berdarah-darah”. Tidak banyak yang terasa berbeda, kecuali rasa ”kosong” di belakang gigi taringku, ada ”ruang baru” yang bisa digunakan oleh lidahku untuk bermain.


Nasehat yang aku jalankan setelah cabut gigi antara lain:
• Di hari pertama setelah cabut gigi: nggak sering-sering meludah, nggak sering-sering kumur-kumur, belum perlu gosok gigi, pilih makanan dan minuman dingin (katanya untuk membekukan darah yang mungkin masih bisa keluar),
• Di hari kedua setelah cabut gigi: sikat gigi secara hati-hati, pilih makanan dan minuman hangat (katanya untuk membantu memulihkan jaringan)
• Di hari pertama hingga hari ”habisnya obat”: minum obat sesuai yang dianjurkan (obat antibiotik harus dihabiskan sesuai resep dokter).







Karena ompong di belakang gigi taring, maka kalo aku mau tertawa nggak boleh lebar-lebar.

Kalo senyum? Tetep senyum dooong...!
Senyum kan ibadah.

1 comment:

Unknown said...

bepaha hari sembuh gusinya mbak